Perang Dagang AS Memanas, Tenggat Negosiasi Tarif Diundur

Pemerintah Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump kembali mengubah peta dinamika perdagangan global. Rencana penerapan tarif impor berbasis negara kini secara resmi diundur hingga 1 Agustus 2025, memberikan kesempatan tambahan bagi negara-negara mitra dagang untuk menyepakati kesepakatan dagang baru.

Hal ini diumumkan langsung oleh Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, pada Minggu (6/7/2025), dalam konferensi pers saat menemani Presiden Trump dari New Jersey kembali ke Washington dengan pesawat kepresidenan, Air Force One.

“Presiden sedang memfinalisasi besaran tarif, dan kami memberikan waktu tambahan untuk menyusun kesepakatan,” jelas Lutnick.


Deadline Negosiasi Dimundurkan, Surat Peringatan Mulai Dikirim

Trump sebelumnya menyebut bahwa surat pemberitahuan tarif kepada mitra dagang akan dikirim mulai Senin (7/7/2025). Beberapa negara akan menerima notifikasi melalui surat, sementara yang lain mungkin telah menyepakati poin awal dalam perundingan bilateral.

“Sebagian besar negara akan selesai negosiasi pada 9 Juli. Tapi beberapa masih membutuhkan waktu. Jadi ada kombinasi surat dan kesepakatan,” ujar Trump, dikutip dari Bloomberg.

Meski belum disebutkan secara eksplisit negara mana saja yang masuk kategori ‘surat’ atau ‘kesepakatan’, Trump menegaskan bahwa tarif tetap akan diberlakukan pada awal Agustus bila tak tercapai kesepakatan.


Negosiasi Tambahan 3 Minggu untuk Negara yang Belum Sepakat

Sementara itu, Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, memberikan sinyal bahwa negara-negara mitra dagang yang belum menyepakati tarif masih memiliki peluang dalam waktu dekat.

“Kami beri waktu tambahan sekitar tiga minggu. Kami akan sangat sibuk dalam 72 jam ke depan,” ungkap Bessent dalam wawancara eksklusif, menunjukkan betapa ketatnya tenggat waktu yang diberikan.

Bessent juga menegaskan bahwa surat-surat yang dikirim bukanlah keputusan final, melainkan ultimatum lunak untuk mempercepat proses tawar-menawar.


Dampak Global Menanti: Siapa Siap, Siapa Kalah?

Kebijakan tarif terbaru ini berpotensi memicu ketegangan baru dalam hubungan dagang AS dengan sejumlah negara besar seperti Tiongkok, Uni Eropa, dan India. Penundaan ini mungkin memberi ruang negosiasi, namun juga mengirimkan sinyal tegas bahwa era proteksionisme Trump belum berakhir.

Negara yang gagal sepakat akan menghadapi tarif tinggi yang mengancam ekspor dan ekonomi mereka.


Kesimpulan

Dengan tarif Trump berlaku 1 Agustus 2025, dunia kini menyaksikan babak baru dalam kebijakan dagang AS. Waktu tambahan telah diberikan — namun toleransi Trump tak akan berlangsung lama. Negosiasi, diplomasi, dan strategi dagang kini menjadi penentu nasib hubungan ekonomi global.