KYIV, Ukraina 11 Juli 2025

Ibu kota Ukraina, Kyiv, kembali terbangun oleh suara sirene serangan udara dan ledakan yang menggelegar pada Jumat dini hari, saat Rusia melancarkan salah satu serangan udara paling masif dalam beberapa bulan terakhir. Gelombang serangan yang melibatkan puluhan drone kamikaze Shahed dan berbagai jenis rudal jelajah menargetkan infrastruktur kritis dan area pemukiman, menguji pertahanan udara kota yang diperkuat oleh Barat. Serangan ini merupakan eskalasi terbaru dalam konflik yang telah berlangsung lama, menunjukkan bahwa Rusia terus berupaya menekan Ukraina melalui serangan udara berskala besar, meskipun menghadapi sistem pertahanan yang semakin canggih. Penduduk Kyiv, yang telah terbiasa dengan ancaman semacam ini, kembali harus berlindung di tempat-tempat aman, sementara tim darurat bergegas merespons dampak dari serangan tersebut.

Serangan Terkoordinasi dari Berbagai Arah: Strategi Rusia dalam Perang Udara

Administrasi Militer Kota Kyiv melaporkan bahwa serangan dimulai sekitar pukul 02:00 dini hari dan berlangsung selama lebih dari tiga jam. Drone-drone Shahed buatan Iran diluncurkan dalam beberapa gelombang dari arah selatan dan utara, bertujuan untuk menguras dan mengidentifikasi posisi sistem pertahanan udara Ukraina. Strategi ini dirancang untuk melemahkan pertahanan udara sebelum rudal-rudal yang lebih canggih diluncurkan. Menyusul serangan drone, Rusia menembakkan rudal jelajah Kalibr dari kapal-kapal di Laut Hitam dan rudal balistik Iskander dari wilayah perbatasan. Penggunaan berbagai jenis senjata ini menunjukkan upaya Rusia untuk memaksimalkan kerusakan dan menembus pertahanan Ukraina dari berbagai sudut, serta menguji kemampuan respons Kyiv.

Serhiy Popko, kepala administrasi militer Kyiv, menyatakan bahwa pertahanan udara kota bekerja secara intensif. “Menurut informasi awal, lebih dari 30 target udara berhasil dihancurkan oleh pasukan kami di wilayah udara sekitar Kyiv. Ini adalah kerja heroik dari para prajurit kita,” katanya dalam sebuah pernyataan di Telegram. Keberhasilan ini menunjukkan efektivitas sistem pertahanan udara Ukraina yang telah ditingkatkan dengan bantuan Barat, namun juga menggarisbawahi volume serangan yang harus mereka hadapi. Meskipun sebagian besar berhasil dicegat, puing-puing rudal yang jatuh menyebabkan kerusakan signifikan di beberapa distrik. Di distrik Solomianskyi, puing yang jatuh memicu kebakaran di sebuah gedung apartemen 24 lantai, melukai sedikitnya lima orang dan memaksa evakuasi ratusan penghuni. Di distrik Darnytskyi, beberapa mobil terbakar dan jendela-jendela bangunan di sekitarnya pecah akibat ledakan dari puing yang jatuh. Insiden ini menunjukkan bahwa meskipun pertahanan udara efektif, risiko terhadap warga sipil dan infrastruktur tetap tinggi, dan setiap serangan meninggalkan jejak kehancuran dan trauma.

Tujuan Serangan dan Respons Ukraina: Ketahanan di Tengah Agresi

Analis militer menilai serangan ini memiliki beberapa tujuan. Pertama, untuk terus meneror populasi sipil dan menciptakan kelelahan perang, dengan harapan dapat melemahkan semangat perlawanan Ukraina. Kedua, untuk menghancurkan infrastruktur energi dan logistik menjelang musim gugur dan musim dingin, yang dapat memperburuk kondisi hidup warga sipil dan mengganggu upaya perang Ukraina. Ketiga, untuk menguji efektivitas sistem pertahanan udara canggih yang dipasok oleh negara-negara NATO, seperti Patriot dan IRIS-T, dan mencari celah dalam pertahanannya. Rusia terus beradaptasi dengan taktik serangannya, mencoba menemukan cara untuk menembus pertahanan yang semakin kuat.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengutuk serangan tersebut sebagai “terorisme negara” oleh Rusia. “Dunia harus melihat bahwa agresi Rusia tidak berhenti. Setiap malam, kota-kota kami diserang. “Kami berterima kasih kepada para mitra atas sistem pertahanan udara yang telah diberikan,” serunya dalam pidato malamnya. “Tetapi kami masih membutuhkan lebih banyak lagi untuk melindungi langit Ukraina dan menyelamatkan ribuan nyawa,” tambahnya.  Seruan Zelenskyy ini mencerminkan kebutuhan mendesak akan bantuan militer lebih lanjut dari sekutu Barat untuk memperkuat pertahanan udara Ukraina. Serangan ini terjadi hanya beberapa hari setelah AS mengumumkan paket bantuan militer baru untuk Ukraina. Bantuan tersebut mencakup amunisi tambahan bagi sistem pertahanan udara Ukraina. Serangan balasan Rusia tampak seperti pesan pembangkangan atas dukungan Barat yang terus mengalir ke Kyiv. Aksi ini menunjukkan bahwa Moskow tidak gentar menghadapi peningkatan bantuan militer dari negara-negara Barat.

Ketahanan Warga Kyiv: Semangat Bangkit di Tengah Reruntuhan

Warga Kyiv, meskipun terguncang, menunjukkan ketahanan yang luar biasa. Tak lama setelah sirene reda, para pekerja komunal sudah mulai membersihkan puing-puing dan memperbaiki kerusakan. Semangat gotong royong dan tekad untuk bangkit dari setiap serangan terlihat jelas di seluruh kota. Serangan terbaru ini menjadi pengingat yang suram. Garis depan pertempuran memang berada di timur dan selatan. Namun, tak ada tempat yang benar-benar aman dari rudal Rusia. Meski begitu, rakyat Ukraina terus menunjukkan ketahanan dan keberanian luar biasa. Mereka tetap berdiri tegak di tengah agresi yang tiada henti. Semangat perlawanan mereka terus menginspirasi dunia. Dan tidak akan mudah untuk dipadamkan. Komunitas internasional terus mengamati perkembangan ini, dengan harapan akan adanya solusi damai yang dapat mengakhiri penderitaan rakyat Ukraina.